Bagaimana Membuat Buku Pertama Anda Menjadi Best Seller
Banyak orang bercita-cita untuk bisa menulis dan menerbitkan buku mereka. Akan tetapi tahukah Anda bahwa ada perbedaan antara sekedar menerbitkan buku vs menerbitkan buku best seller (laris terjual)?
Notes: pembahasan di artikel ini berlaku jika buku yang hendak Anda tulis sifatnya non fiksi. Untuk buku fiksi, mohon maaf saya belum memiliki pengalaman menjadi novelis 🙂
Jikalau Anda adalah seorang penulis pemula yang baru pertama kali akan menulis dan menerbitkan buku, terus terang tidaklah mudah untuk membuat buku Anda bisa langsung menjadi buku best seller (jika tidak tahu caranya).
Walaupun kualitas tulisan Anda bagus dan diterbitkan oleh penerbit terkenal, akan tetapi tetap saja urusan menjual buku dan membuatnya menjadi best seller adalah satu hal yang berbeda. Jikalau Anda hanya mengandalkan cara-cara marketing tradisional maka akan susah sekali mencapainya.
Mengapa demikian?
Kompetisi dalam hal penerbitan buku sekarang semakin berat. Tiap bulan ada sekian banyak buku baru yang terbit. Plus jumlah space di toko buku yang terbatas dan bahkan semakin berkurang. Coba sekarang Anda cermati di toko buku Gramedia, space untuk buku semakin berkurang digantikan oleh rak aksesoris.
Jadi, bagaimana buku kita bisa bersaing dengan sekian banyak buku lain yang ada? Apakah kita….
- Mau bersaing melalui kreativitas cover buku? Rasanya segala macam warna dan bentuk juga sudah pernah dibuat. Bahkan sampai ada yang membuka bukunya dibalik lewat belakang atau lewat samping.
- Mau menampilkan cover dengan foto Anda yang paling ganteng atau paling cantik? Rasanya tetap ada pengarang lain yang lebih ganteng dan cantik (dan pengarang yang wajahnya pas-pasan sudah pada protes 🙂 )
- Penerbit sendiri menyarankan ke saya supaya berkenalan & menjalin hubungan baik dengan store manager toko buku. Tujuannya supaya buku kita bisa diletakkan di tempat yang strategis. Nah, masalahnya berapa banyak toko buku yang ada di Indonesia? masa semua mau dikelilingi.
Wah.. betul juga ya, terus bagaimana nih?
Sebelumnya saya cerita pengalaman menerbitkan buku pertama saya dulu ya. Ngomong – ngomong buku pertama saya berjudul “Speak with Power” membahas di topik presentasi / public speaking. Berikut nih penampakannya waktu di toko buku.
Dalam waktu kurang dari satu tahun buku Speak with Power ini berhasil menjadi buku best seller sehingga akhirnya dicetak ulang. Bagi saya, penulis yang baru pertama kali menulis dan menerbitkan buku, ini adalah satu pencapaian yang luar biasa.
Di tulisan kali ini saya ingin berbagi bagaimana cara saya melakukannya (dan Anda bisa melakukannya juga). Jadi yuk disimak langkah-langkah membuat buku pertama Anda menjadi buku best seller berikut ini.
Empat Langkah Membuat Buku Anda Menjadi Buku Best Seller
Pertama-tama kita tidak bisa berpikir bahwa sebagai penulis tugas utama kita hanya sekedar menulis, urusan menjual buku kita serahkan kepada toko buku dan penerbit. Sebagai pengarang buku, kitalah yang justru memiliki tanggung jawab utama untuk menjual dan membuat buku kita laris di pasaran.
Salah satu tantangan ketika pertama kali menulis dan menerbitkan buku adalah nama kita belum dikenal oleh banyak orang. Penulis sekaliber J.K Rowling pun (penulis seri Harry Potter) ketika menerbitkan buku baru menggunakan nama samaran Robert Galbraith, penjualannya juga kurang memuaskan. Barulah setelah orang tahu bahwa sebenarnya yang menulis buku tersebut adalah J.K Rowling, penjualan meledak.
Oleh karena itu berikut adalah empat langkah menulis, menerbitkan buku sekaligus membuat diri Anda dikenal lebih banyak orang yang pada akhirnya akan membuat buku Anda menjadi best seller:
1) Buatlah writer platform sedari dini
Sedini mungkin (bahkan paling baik sebelum menulis kata pertama buku Anda), buatlah sebuah writer platform untuk tempat berbagi dan membuat diri Anda dikenal.
“Umm Pak, tapi apa itu writer platform?”
Writer platform bisa berupa FB fans page, twitter atau yang paling ideal adalah sebuah blog / website. Di sinilah nantinya tempat Anda menuliskan draft isi buku Anda dan membagikannya kepada orang lain.
Tujuan membuat platform ini adalah supaya orang bisa mulai mengenal dan mencicipi karya-karya tulisan Anda. Bagi Anda sendiri ini adalah tempat untuk berlatih dan mengasah skill menulis Anda, plus mendapat feedback langsung dari pembaca.
Saya sendiri memulai blog pribadi sejak Juli 2012 (walaupun waktu itu masih jarang – jarang menulis), sedang buku saya pertama saya baru terbit bulan Juli 2015.
2) Tulislah buku Anda di platform tersebut
Yup benar sekali, Anda tidak sedang salah baca “Tulislah isi buku Anda di platform Anda tersebut”, bukan malahan menulis draftnya Anda sembunyi – sembunyi dan dirahasiakan sampai bukunya terbit. Berikut kurang lebih panduan praktis langkah demi langkah menulis bukunya:
- Buat daftar isi berisi bagian-bagian / bab dari buku yang akan Anda tulis
- Tulis bagian – bagian tersebut menjadi sebuah artikel blog (tidak perlu urut)
- Lengkapi bagian per-bagian sehingga akhirnya komplit
- Lakukan editing terutama untuk menyatukan bagian – bagian yang ada
- Naskah buku Anda sudah siap untuk diajukan ke penerbit
Buku saya kedua “Communication Made Easy” 100% saya tulis dengan menggunakan langkah-langkah yang saya sebutkan di atas.
“Loohh Pak, Apa nanti orang-orang yang beli buku nggak pada protes? Ini buku isinya kok sama persis dengan yang ada di blog.”
Baik buku saya yang pertama dan yang kedua, tidak ada satupun pembaca yang komplain karena hal di atas. Berikut adalah alasannya:
- Kebanyakan orang tidak membaca keseluruhan isi blog Anda, pasti ada yang terlewatkan
- Ketika sudah membaca di blog pun, waktu membaca ulang di buku mereka seakan diingatkan kembali. Tidak usah yang membaca, saya yang menulis pun kadang bisa lupa dan heran membaca ulang tulisan sendiri. Dalam hati bisa berkata “Loo.. dulu saya pernah menulis seperti ini ya!”
- Orang tidak membeli hanya karena isi / konten bukunya, mereka juga membeli karena struktur dan kenyamanan dalam membaca (di blog tulisan disusun secara kronogis atau tidak terstruktur, sedang dibuku sudah diatur dengan baik). Ada juga orang yang lebih suka membaca menggunakan buku fisik.
3) Mintalah orang untuk subscribe di blog / platform Anda
Sembari menulis konten Anda di blog, mintalah juga pembaca untuk bergabung / subscribe di blog. Anda tidak ingin pembaca datang dan pergi begitu saja. Harapan Anda adalah mereka menjadi pembaca loyal dan kembali setiap ada tulisan baru yang Anda terbitkan.
Subscribe di blog artinya adalah pembaca memberikan nama dan alamat email mereka kepada Anda. Ketika ada artikel baru di blog nantinya Anda mengirim notifikasi kepada para subscriber ini supaya mereka kembali mengunjungi dan membaca tulisan terbaru Anda.
Hal ini serupa juga dengan membangun fans atau follower di facebook page atau twitter.
Tahap ketiga inilah yang paling krusial untuk membuat buku Anda menjadi buku best seller. Inilah proses yang sering disebut sebagai proses list building / building audience.Â
Tujuan proses building audience ini adalah Anda membangun relasi berkelanjutan dengan para pembaca Anda. Mereka ini nantinya adalah calon-calon customer atau pembeli buku Anda.
Di Infopreneur Academy inilah kami membantu mereka yang ingin menjadi pembicara atau penulis untuk melakukan proses list building ini. Tujuannya adalah supaya mereka bisa memiliki audiens yang nantinya akan menjadi customer atau klien potensial.
Dapatkan Akses Gratis
Free Video Series "Introduction to Infopreneur"
Gabung dan dapatkan tiga seri video Infopreneur Academy yang akan membahas tentang:
Pelajari dan segera ubah keahlian, pengatahuan dan pengalaman Anda menjadi bisnis & income berkelanjutan
Untuk meningkatkan relasi, Anda juga bisa meminta para subcribers untuk terlibat dalam proses pembuatan buku. Entah itu dengan meminta saran dan kesan tentang tulisan Anda, bisa juga dengan bertanya topik atau pertanyaan apa yang mereka miliki. Satu hal yang juga saya lakukan untuk melibatkan subscribers adalah dengan meminta mereka untuk voting cover buku mana yang menjadi favorit mereka.
Sehingga ketika Anda selesai melengkapi keping – keping bagian buku Anda, setidaknya Anda sudah memiliki database subscribers yang cukup besar, idealnya bisa mencapai ribuan orang.
List subscribers inilah yang juga akan menjadi bargaining power ketika Anda mengajukan naskah buku ke penerbit. Ketika Anda bisa berkata bahwa Anda memiliki blog yang sudah diikuti ribuan orang, maka besar kemungkinan penerbit akan menyetujui untuk menerbitkan buku Anda.
Ingat! Selain konten berkualitas yang dicari oleh penerbit adalah buku yang bisa terjual dengan laris. Penerbit buku tidak ingin menerbitkan buku yang akhirnya hanya terpajang di rak (dan setelah itu kembali masuk gudang).
4) Promosikan Buku Anda
Setelah buku Anda selesai dan siap diterbitkan, inilah saatnya untuk mempromosikan kepada para pembaca yang sudah tergabung sebagai subscribers Anda. Mereka bisa membeli langsung ke Anda atau bisa juga Anda arahkan ke toko buku terdekat tempat tinggal mereka.
Dengan ini maka sebagai pengarang Anda akan membantu toko buku dan penerbit untuk mempromosikan dan membuat buku Anda menjadi buku best seller. Sampai dengan saat ini, saya sendiri berhasil menjual langsung lebih dari 500 eksemplar buku Speak with Power (jumlah ini tidak termasuk yang terjual di toko buku) .
Nah, kurang lebih itu adalah itu adalah empat langkah singkat untuk membuat buku Anda menjadi buku best seller. Jadi yuk, silahkan diterapkan ya! Anda bisa memulai dengan membuat writer platform Anda.
Jangan sungkan-sungkan juga untuk menuliskan link blog / website Anda di kolom komentar yang ada di bawah. Dengan melakukan hal simpel ini maka akan lebih banyak orang yang tahu tentang Anda.
What’s Next?
Saat Anda benar-benar ingin menjadi infopreneur (orang yang mampu mengubah pengetahuan, keahlian dan kemampuan Anda menjadi bisnis berkelanjutan) maka menurut saya menulis buku saja tidaklah cukup.
Mengapa demikian?
Karena jika Anda melalui jalur penerbitan konvensional (lewat penerbit Gramedia, Elex Media dll) maka besaran royalti untuk tiap buku yang terjual kurang lebih adalah sebesar 10%. Terus terang itu bukanlah sebuah nominal yang besar, Anda perlu menjual buku dalam skala raksasa untuk benar-benar bisa mendapat penghasilan signifikan dari menulis.
Bagi seorang infopreneur mereka lebih banyak menggunakan buku sebagai:
- alat untuk meningkatkan kredibilitas / authority mereka
- alat marketing akan jasa mereka
Saya sendiri mendapat banyak panggilan atau kesempatan menjadi pembicara / trainer karena orang mengenal saya dari blog dan buku yang saya tulis. Banyak juga pembaca buku yang kemudian berinvestasi di program pelatihan baik online maupun tatap muka langsung yang saya adakan.
Hal ini bisa terjadi karena saya memanfaatkan buku sebagai alat marketing dari jasa yang saya tawarkan.
Untuk gambaran yang lebih lengkap tentang apa itu sebenarnya infopreneur dan potensinya, Anda bisa subscribe ke blog ini, dalam waktu dekat kami akan meluncurkan free video series yang membahas tentang hal ini. Untuk subscribe, silahkan isi nama dan email Anda di kotak di bawah ini atau kunjungi link berikut ini.
Selamat berkarya! Dan buatlah buku pertama Anda menjadi buku best seller!