Bagaimana Buat Workshop & Training Anda Sold Out Tanpa Bayar Iklan Mahal di Koran, Talk Show Radio atau Buat Seminar Preview?

Saat Anda memutuskan untuk menjadi seorang Infopreneur (Baca: Apa itu Infopreneur) maka salah satu  hal yang bisa Anda lakukan untuk berbagi pengetahuan, keahlian dan pengalaman Anda ke orang lain adalah dengan mengadakan Live Training seperti Public Seminar atau Workshop.

Di artikel ini, saya akan menceritakan bagaimana sejak 2009 hingga sekarang, saya berhasil memasarkan lebih dari 100 public workshop/training di berbagai topik untuk bisnis saya, partner & klien.

Kebanyakan Sold Out jauh hari sebelum acara dan semua itu dicapai tanpa bayar iklan mahal di koran, talk show di radio dan TV ataupun mengadakan seminar preview yang menghabiskan uang, waktu dan energi.

sukarto on public workshop MTO

Mengapa Perlu Buat Live Training?

Saya akan jawab pertanyaan ini terlebih dahulu. Kenapa gak cuma buat dan jualan ebook, online course atau produk digital saja?

Menurut saya, membuat Live Training seperti Seminar dan Workshop adalah salah satu cara tercepat untuk membangun bisnis dan branding Anda sebagai seorang expert / pakar di topik Anda.

Saat Anda menyampaikan materi, mengajar dan membimbing orang secara tatap muka langsung, Anda memberikan sebuah pengalaman belajar yang tidak bisa tergantikan dengan belajar  melalui tulisan, audio atau video.

Sampai saat ini, pembelajaran secara tatap muka langsung adalah metode belajar yang paling efektif. Peserta/audiens biasanya akan bisa lebih mengerti dan memahami materi karena bisa langsung bertanya atau interaksi dengan Anda.

Buat kita sebagai trainer atau speaker, keuntungannya juga adalah bisa mendapat feedback langsung dari reaksi dan respon peserta mengenai materi training dan cara penyampaian Anda.

Anda juga akan  lebih kredibel dan terpercaya sebagai expert/pakar di topik tersebut, dibandingkan dengan seseorang yang hanya menulis buku atau ebook, yang belum jelas siapa dan seperti apa orangnya.

Di jaman sekarang dimana informasi begitu banyak bertebaran di internet, seseorang bisa dengan mudah meringkas dan merangkum menjadi sebuah buku/ebook dan mencantumkan dirinya sebagai penulisnya.

Tetapi saat seseorang bertemu dan belajar langsung dengan Anda di sebuah live training maka mereka melihat Anda sebagai orang yang nyata dan jika Anda melakukan tugas Anda dengan baik, mereka akan jauh lebih percaya  dan loyal pada Anda, dibanding ke orang lain yang tidak pernah mereka temui secara langsung.

Impian Semua Infopreneur, Speaker & Trainer dll

Bayangkan suatu saat Anda jadi pembicara atau trainer di depan puluhan, ratusan bahkan ribuan orang dalam sebuah acara seminar atau training yang Anda selenggarakan.

speaker-on-stage

Sebuah acara publik yang Sold Out, sampai nolak-nolak peserta, dimana semua orang itu datang dan hadir untuk belajar dan mendengarkan Anda berbagi ilmu, keahlian dan pengalaman Anda.

Dan lebih indahnya lagi adalah orang-orang tersebut membayar biaya seminar atau training untuk hadir ke dalam ruangan tersebut.

Bagaimana perasaan Anda saat mengalami kejadian tersebut? Setuju ya bahwa hidup terasa lebih indah saat itu terjadi ????.

Saya yakin kejadian itu adalah impian buat Anda yang baru mau mulai maupun yang sudah lama menjadi seorang Infopreneur, dalam hal ini menjadi Public Speaker atau Trainer.

Tetapi kenyataannya, apakah banyak yang berhasil meraihnya???

Sayangnya jawabannya adalah TIDAK.

Saya bisa menjawab seperti itu karena saya telah berkecimpung di bisnis informasi atau infopreneurship ini lebih dari 15 tahun. Dari sebagai Seminar Organizer, Penerbit Audio Book hingga jadi Konsultan dari Speaker & Trainer.

Jadi saya mengenal secara pribadi banyak orang yang berprofesi sebagai public speaker & trainer, baik yang level pemula maupun yang sudah top banget.

Sangat sedikit Speaker & Trainer yang bisa membuat event public workshop atau training nya Sold Out atau tetap penuh selama bertahun-tahun.

Beberapa Speaker & Trainer bisa membuat seminar/workshop/training nya sold out atau penuh dengan mengeluarkan biaya hingga puluhan bahkan ratusan juta per bulan dengan memasang iklan di koran, buat talk show di radio bahkan di TV!

Benar-benar beresiko tinggi, bikin stress dan sulit untuk dilakukan terus menerus serta jelas bukan buat pemula!

Nah syukurlah saya tidak perlu menjalani itu semua karena saya menggunakan sistem marketing berbasis online yang lebih cerdas, jauh lebih murah biayanya tetapi menghasilkan jauh lebih maksimal dibanding metode offline yang biasa dilakukan oleh banyak speaker & trainer.

Sebuah sistem yang membantu saya sehingga bisa memasarkan  lebih dari 100 public workshop & training di berbagai topik dengan harga premium (bukan training murahan) untuk bisnis saya, partner dan klien, dimana seringkali sampai Sold Out jauh hari sebelum acara.

Semua itu bisa dicapai TANPA perlu bayar iklan mahal di koran, talk show di radio/TV ataupun harus mengadakan seminar preview yang menghabiskan uang, waktu dan energi.

Nah, apakah Anda mau tahu lebih banyak tentang sistem yang saya gunakan?

Kalau mau, nanti setelah pelajari dan merasa bermanfaat, ingat ya untuk share artikel ini ke teman/rekan Anda ya 🙂

Tapi untuk tahu yang benar, seringkali Anda harus tahu dulu yang salah. Jadi saya bahas dulu ya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh 90% Infopreneur.

3 Kesalahan Utama yang dilakukan oleh lebih dari 90% Infopreneur (Speaker, Trainer, Consultant, Coach dll)

Dari pengalaman mengenal cukup banyak public speaker & trainer, saya melihat cukup banyak yang telah bekerja keras tetapi tidak mendapatkan hasil maksimal atau hasil yang konsisten, alias struggling.

three fingersSeperti yang Anda baca di artikel Tiga Skill Utama yang Wajib Anda Kuasai Saat Ingin Menjadi Public Speaker atau Trainer, bahwa tidaklah cukup hanya jago/expert di topik yang Anda kuasai.

Masih tidak cukup juga walaupun Anda jago dalam delivery atau cara menyampaikan materi. Masih ada faktor ketiga dimana Anda juga harus jago yaitu melakukan marketing dari produk & jasa Anda.

Nah di artikel ini saya membahas di faktor yang terakhir yaitu aspek marketing, khususnya dalam hal ini menjual produk dan jasa Anda yang premium (high ticket item) seperti live training (seminar/workshop), consulting atau coaching.

Saya mencatat ada 3 kesalahan utama yang dilakukan oleh 90% Infopreneur (Speaker, Trainer, Consultant dan Coach dll) dalam aspek marketing yaitu:

1) Melakukan One Step Marketing

Kebanyakan Speaker, Trainer, Consultant dan Coach dalam memasarkan seminar, workshop dan jasa lainnya sampai saat ini masih menggunakan sistem marketing jadul yang saya sebut One Step Marketing.

One Step Marketing adalah upaya marketing & promosi yang langsung menjual atau menyampaikan ke prospek apa yang mereka ingin jual. Direct to the point!

Contoh praktek dari one step marketing adalah:

  • Pasang iklan koran untuk menjual seminar/workshop yang diadakan dua minggu lagi.
  • Buat brosur yang menjual seminar/training lalu dibagikan di jalanan 🙂
  • Buat talk show di radio untuk menjual seminar / workshop minggu depan.
  • Dan sejenisnya.

Jadi pada intinya di sistem “one step marketing”, pesan/message di materi promosi adalah langsung menjual apa yang ingin dijual.

Sistem marketing seperti ini memang sempat populer bertahun-tahun dan sangat umum dilakukan. Dan sebenarnya inilah cara yang saya lakukan saat menjalankan bisnis Seminar Event Organizer di tahun 2000-an.

15-20 tahun yang lalu cara ini mungkin efektif karena saat itu masih tidak terlalu banyak ada seminar/workshop. Media utama saat itu memang adalah koran, radio dan TV.

Tetapi jaman sudah berubah, cara ini semakin hari semakin tidak efektif dan menghabiskan biaya yang semakin besar (biaya iklan di koran, radio dll semakin tinggi).

Strategi yang efektif dan sesuai dengan jaman sekarang adalah strategi yang saya lakukan selama beberapa tahun terakhir dan juga yang kami ajarkan di Infopreneur Academy yaitu Two Step Marketing yang akan saya jelaskan lebih detil setelah ini.

2) Tidak Membangun Sistem Database Prospek dengan Benar

Kebanyakan speaker & trainer yang saya kenal (bahkan yang top sekalipun) tidak membangun database atau data prospek & customer mereka dengan benar.

Kebanyakan mereka hanya mencatat data prospek & customer yang dimiliki (nama, email dan no HP dll) di MS Excel yang disimpan saja di komputer.

Akibatnya mereka tidak bisa memanfaatkan maksimal database yang sudah susah payah mereka bangun. Bahkan mereka tidak memiliki cara yang mudah untuk menghubungi prospek atau customer saat mereka perlu menyampaikan sesuatu.

Beberapa speaker & trainer malah tidak memiliki database prospek/customer atau mungkin pernah ada tapi lalu hilang karena tidak tahu disimpan dimana oleh staf nya yang sudah resign.

Jadi setelah bertahun-tahun menjalani karir sebagai speaker & trainer, mereka tidak memiliki database yang sebenarnya merupakan aset berharga mereka.

Sehingga saat mau meluncurkan buku, produk ataupun training baru, harus selalu start dari nol lagi. Sayang sekali.

3) Tidak Memiliki Sistem  Membangun Trust dan Relationship ke Prospek Secara Kontinyu dan Otomatis

Kebanyakan speaker & trainer yang melakukan “one step marketing” tidak menyadari bahwa prinsip di bisnis adalah seseorang membeli dari orang yang mereka suka dan percayai.

PRINSIP PENTING: Orang membeli dari orang yang mereka suka dan percayai.

Prinsip diatas justru semakin penting di bisnis training yang merupakan bisnis jasa  karena siapa yang menjual menjadi faktor penting di bisnis jasa.

Mungkin agak beda dengan bisnis jualan produk dimana keputusan membeli biasanya karena faktor produk (manfaat, kualitas, harga dsb).

Jadi di bisnis training penting sekali untuk Establish Trust and Relationship terlebih dahulu, sebelum menawari sesuatu yang Anda ingin jual.

Nah 90% lebih Infopreneur (speaker, trainer, writer, coach dll) tidak memiliki sistem atau mekanisme yang bisa membangun trust dan relationship dengan prospek yang tertarik dengan produk & jasa mereka.

Kebanyakan prospek  yang menghubungi mereka, tetapi belum bergabung, mungkin cuma di follow-up 1-2 x, kalau tidak jadi beli, ya sudah, dilewati. Sayang sekali…

Itulah 3 kesalahan utama yang dilakukan oleh 90% Speaker, Trainer, Consultang dan Coach saat memasarkan training dan jasa mereka.

Lalu apa strategi atau cara yang seharusnya dilakukan?

Saya akan sharingkan 3 hal yang saya lakukan sehingga bisa memasarkan dan membuat sold out lebih dari 100 public workshop dan training selama beberapa tahun terakhir ini.

1) Lakukan Two Step Marketing

Berkebalikan dengan One Step Marketing yang sudah saya jelaskan sebelumnya, maka Two Step Marketing adalah strategi dimana Anda tidak langsung menjual apa yang ingin Anda jual.

Lho terus ngapain? Bukankah bisnis harus jualan? Saya akan jelaskan berikut ini sebelum Anda jadi bingung 🙂

Step 1 : Mengumpulkan database dari orang-orang yang tertarik dengan topik Anda atau sering disebut target market. Lalu bangun kredibilitas, trust/kepercayaan dan hubungan baik dengan mereka.

Step 2 : Setelah melakukan step pertama, barulah Anda menawarkan produk dan jasa yang merupakan solusi dari masalah yang dimiliki oleh target market Anda.

Jadi seperti yang Anda lihat, fokus pertama Anda bukanlah langsung menjual produk, seminar atau workshop ke target market Anda, melainkan melakukan proses yang di Infopreneur Academy ini kami sebut sebagai proses Building Audience.

Building Audience adalah proses mengumpulkan dan mendapatkan orang-orang yang tertarik dengan topik dan keahlian yang Anda miliki sehingga mereka kenal dengan Anda, suka mendengar dari Anda, percaya dengan Anda dan pada akhirnya membeli dari Anda.

Proses Building Audience yang kami lakukan ini kebanyakan menggunakan strategi online marketing karena saat ini sebagian besar orang lebih sering mengakses media online dibanding media offline seperti koran, majalah, radio, TV dll.

Oleh sebab itu ngapain keluar biaya mahal untuk media offline kalau semakin hari semakin banyak orang mengakses media offline dari Smartphone mereka.

Memang Anda akan perlu bayar iklan juga di media online, tetapi biayanya saat ini jauh lebih murah dibanding media offline yang semakin tidak efektif.

2) Bangun database Anda dengan benar.

Data yang paling penting perlu Anda simpan dengan baik adalah Nama, Email dan No Handphone.

Data prospek atau target market Anda harus disimpan dalam sebuah sistem yang benar sehingga mudah diakses dan digunakan saat Anda ingin menginformasikan sesuatu.

Saran saya adalah Anda menyimpan database ini dalam sebuah software/sistem Email Marketing yang kredibel. Ada banyak software/sistem, salah satunya adalah Getresponse Email Automation yang kami gunakan dimana dengan sistem ini Anda bisa mengirimkan email ke seluruh prospek/customer Anda dengan mudah dan cepat, tanpa khawatir email Anda masuk folder spam.

email marketing

Orang di internet marketing menyebut Email Marketing sebagai List Building, yang sebetulnya artinya sama yaitu  mengumpulkan nama dan email prospek ke dalam database software/sistem agar bisa melakukan marketing melalui email.

Kalau ada satu hal tepat yang saya lakukan sejak awal berkecimpung sebagai seorang Infopreneur adalah saya sudah melakukan list building sejak tahun 2006 (jadi sudah lebih dari 10 tahun).

Jadi cukup banyak pengalaman saya melakukan list building dan email marketing. Saya sempat mengelola hampir 200.000 email yang tersebar di berbagai niche/topik.

PENTING: Email yang kita bicarakan disini adalah email valid yang didaftarkan  oleh pemilik emailnya sendiri ke website Anda. Jadi bukan email hasil beli dari spammer (ini tidak etis, illegal dan tidak ada gunanya).

 

3) Buat Sistem Membangun Kredibilitas, Trust dan Relationship ke Prospek Anda Secara Kontinyu dan Otomatis

Setelah Anda mendapatkan data prospek Anda (minimal Nama dan Email) pastikan Anda memiliki sistem yang bisa mengirimkan konten-konten bermanfaat ke email mereka secara rutin.

Teamwork of businesspeople

Tidak semua prospek akan langsung membeli dari Anda. Kadang waktunya belum tepat bagi mereka untuk membeli produk & jasa Anda.

Tetapi saat prospek menerima konten bermanfaat secara rutin dari Anda, maka prospek  akan tetap ingat dengan Anda dan malah semakin percaya dengan Anda. Sehingga saat waktunya sudah tepat dan  Anda memiliki produk atau jasa yang mereka butuhkan, maka tentu mereka akan membelinya dari Anda.

Pengalaman saya dan partner seringkali menunjukkan bukti bahwa kadang seseorang akhirnya ikut workshop/training kami setelah masuk ke database/list kami berbulan-bulan bahkan ada yang bertahun-tahun sebelum akhirnya jadi bergabung. 🙂

Selama di dalam database/list ini, mereka secara kontinyu menerima konten (artikel, audio, video dll) yang bermanfaat sehingga mereka tetap ingat dan semakin percaya dengan kami. Jadi saat mau ikut training yang mereka perlukan, mereka sudah tidak mencari orang lain.

Tentu ini semua harus menggunakan sistem online marketing, sebuah sistem/software yang dirancang khusus sehingga bisa berjalan secara otomatis dan kontinyu. Mustahil melakukan apa yang saya jelaskan ini secara manual untuk ribuan orang 🙂

Studi Kasus:  Bagaimana Workshop Pertama Saya Bisa Sold Out Kurang dari 2 Minggu Setelah Pendaftaran Dibuka

case study

Nah setelah Anda tahu apa yang seharusnya dilakukan, saya ingin menceritakan kisah pengalaman saya saat pertama kali (pada tahun 2009) memasarkan workshop menggunakan sistem yang saya jelaskan sebelumnya.

Hasilnya sungguh FANTASTIS, workshop di dua kota (Surabaya dan Jakarta) Sold Out kurang dari 2 minggu setelah pendaftaran dibuka!

Workshop nya di topik Internet Marketing tentang cara menghasilkan income sebagai affiliate di Amazon. Saat itu, menurut kata beberapa teman, termasuk salah satu workshop internet marketing yang investasi biayanya paling tinggi saat itu 🙂

Nah bagaimana kok bisa Sold Out dalam 2 minggu setelah pendaftaran dibuka?

Saya bukan orang yang terkenal di dunia internet marketing saat itu. Sehingga tidak masuk akal jika saya langsung menjual sesuatu, tanpa orang tahu kemampuan, kualitas ilmu dan keahlian yang saya miliki.

Jadi awalnya saya memutuskan untuk membangun audiens dulu yaitu mengumpulkan database dari orang-orang yang tertarik dengan topik internet marketing.

Saya itu saya putuskan caranya dengan memberikan  E-Course (dalam bentuk file PDF) tentang Internet Marketing yang kami kirimkan ke orang-orang yang memasukkan nama dan email ke  website kami.

Setelah memasukkan nama dan email (istilahnya subscribe/opt-in), mereka akan menerima satu modul pembelajaran dari E-Course ini setiap hari selama 29 hari. Jadi total ada 29 modul dengan total jumlah halaman dari 29 modul itu adalah 400 halaman!

Hal tersebut saat itu sungguh hal yang Luar Biasa untuk dilakukan sehingga mengejutkan banyak orang. Banyak orang yang bergabung ke E-Course bertanya ke kami, kok bisa dikasi gratis sih materi yang begitu bagus dan berkualitas.

Padahal saat itu banyak sekali orang menjual ebook sampah yang gak ada isinya dengan harga Rp 250.000 per ebook. Lho ini ada 29 modul berkualitas, tapi diberikan secara gratis. Orang sampai geleng-geleng gak percaya 🙂

Tetapi efek dari hal tersebut adalah branding dan kredibilitas kami langsung naik, langsung banyak dibicarakan di dunia internet marketing. Bahkan website kami lalu disebar-luaskan atau viral ke banyak orang sehingga semakin banyak yang bergabung ke dalam database kami.

Dalam waktu singkat, kurang dari 2 bulan, kurang lebih sudah ada 3000 orang di database kami, tanpa bayar iklan sama sekali.

E-Course 29 Hari yang saya ceritakan diatas, akhirnya dicetak menjadi buku fisik oleh Penerbit Gramedia dengan judul “Sukses Berbisnis di Internet Dalam 29 Hari“.

Dalam waktu kurang dari 3 bulan, sudah jadi Best-Seller dan dicetak ulang beberapa kali setelah itu. Sebuah pencapaian yang luar biasa untuk sebuah buku pertama yang ditulis oleh penulis yang relatif belum terlalu dikenal 🙂

Untuk lebih detil tentang cara membuat buku jadi Best-Seller, silakan baca artikel Bagaimana Membuat Buku Pertama Anda Menjadi Best Seller

Saat sudah memiliki audiens yang cukup besar, hampir 5000 orang di database, yang sudah suka dan percaya dengan kami dan merasakan manfaat dari konten-konten yang kami berikan secara GRATIS, barulah saat itu kami memutuskan untuk membuat workshop.

Tentu kami menggunakan strategi launching yang sudah proven juga, sehingga pada saat pendaftaran dibuka untuk workshop di dua kota yaitu di Jakarta dan Surabaya,  bisa langsung sold out dalam waktu kurang dari 2 minggu sejak pendaftaran dibuka 🙂

Strategi yang sudah proven ini lalu saya terapkan di bisnis training klien & partner saya lainnya, di topik berbeda, terbukti berhasil juga. Lalu saya gunakan pula untuk me-launch training baru, online course, buku dll dengan hasil yang lebih dari memuaskan juga.

Jadi intinya strategi yang saya jelaskan di artikel ini sudah PROVEN AGAIN and AGAIN di berbagai topik/niche, untuk menjual berbagai produk dan jasa.

Saya sadari masih banyak detil yang bisa dijelaskan dari sistem marketing diatas tetapi karena artikel ini sudah sangat panjang (sudah lebih dari 2700 kata he..he..) maka saya harus akhiri artikel ini.

Dalam waktu dekat, kami akan meluncurkan FREE Video Series “Infopreneur Success Blueprint” yang akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana strategi yang benar membangun bisnis informasi sebagai seorang Infopreneur.

Silakan masukkan nama dan email Anda di kotak di bawah ini agar saat kami meluncurkan FREE Video Series ini, Anda akan menerima email pemberitahuan.

Let’s Make Difference in People Lives! 🙂

Sukarto Sudjono
 

Halo! Saya seorang Online Business Coach & Trainer, Praktisi Bisnis Online dan Co-Founder dari BelajarBisnisInternet.com (BBI). Melalui Infopreneur Academy ini, saya membantu orang-orang yang ingin terjun ke Infopreneurship atau Bisnis Informasi sehingga mereka bisa berbagi pengetahuan, keahlian dan pengalaman mereka yang berharga dan bermanfaat untuk orang lain sekaligus membangun bisnis & income berkelanjutan.